Kesan-kesan Pertama Keluarga Korban Pembunuhan Mahasiswi di Depok Pada Argiyan. Keluarga Kayla Rizki Andini, korban pembunuhan mahasiswi di Depok, ungkap kesan-kesan pertama mereka pada terdakwa Argiyan Arbirama waktu bertamu. Kayla, 20 tahun, dibunuh di kontrak Jalan Raden Saleh, Gang Haji Daud RT.

Ibu korban, Awal Andriyani (47 tahun) menjelaskan, korban sebelumnya sempat menyampaikan kabar lewat WhatsApp (WA) jika ada pemuda yang ingin tiba ke rumah kakeknya di RT. 02/09 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Setiap hari korban memang ada di rumah kakek neneknya di Depok, dan ayah dan ibunya ada di Bogor.

“Mamah ada yang ingin tiba ke rumah abang,” kata Awal ungkap pesan WA putri pertamanya itu, Minggu, 21 Januari 2024.

Dari info Kayla, Awal ketahui yang tiba ialah Argiyan yang baru dikenali korban lewat program Line. “Baru beberapa minggu ini, tetapi ia ingin serius mah dengan aku,” papar Awal tirukan perkataan korban.

Awal juga cukup sangsi, karena pemuda 20 tahun itu baru berjumpa tetapi telah punya niat serius merajut jalinan dengan anak sulungnya. “Saya katakan, ya sudah jika ingin tiba, karena saya katakan ke ia, jika lelaki memang sungguh serius tentu ia tiba ke rumah dan tidak janjian di jalan atau di luar,” katanya.

Ia menyangka Kayla berpikiran Argiyan Arbirama punya niat baik karena ingin tiba ke rumah untuk mengenalkan diri. “Memang awalannya ia dijemput di universitas, anak saya kan jalan umumnya sama kakeknya,” sebut Awal.

Kesan-kesan Pertama Keluarga Korban Pembunuhan Mahasiswi di Depok Pada Argiyan

Kesan-kesan Pertama Keluarga Korban Pembunuhan Mahasiswi di Depok Pada Argiyan

Tetapi waktu bertamu ke rumah kakek korban, Awal memandang terdakwa kenakan pakaian yang kurang santun. “Orang pertama kalinya bertamu gunakan celana pendek, patut tidak, jika memang lelaki betul tentu baju yang santun. Anak saya sejauh ini tidak punyai kekasih, sahabat iya, tetapi jika kekasih serius tidak ada,” katanya.

Nenek korban juga mengatakan bingung menyaksikan perilaku pemuda tersebut. Walau baru mengenali Kayla, cowok itu telah dekat sekali. Bahkan juga, sepupu korban sampaikan terdakwa telah berani buka handphone korban.

Sesudah magrib, korban disuruh kakeknya untuk sholat, demikian pula Argiyan. Namun terdakwa berargumen ingin sholat di dalam rumah dan semua jenis.

“Kakeknya katakan, ngapain sholat di dalam rumah, lebih baik di mushola berjemaah, pada akhirnya dipinjam sarung dan ke mushola, tetapi cocok di mushola ia celingak-celinguk, yang saya mengetahui terakhir ia nonmuslim,” sebut Awal.

Kemudian Kayla ijin untuk makan malam bersama Argiyan dan akan pulang 21.30. Mereka baru pulang sekitaran 22.00 karena makan di wilayah Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

“Kemudian saya katakan ke kakeknya tidak untuk meluluskan keluar kembali,” kata Awal.

Pada Kamis, 18 Januari 2024, Kayla mengontak Awal jam 09.00. Ia menjelaskan telah ada di kampusnya di Kampus Gunadarma, Depok, dan ingin tuntunan dengan dosen. “Ia katakan kelak jika pulang dikabarin. Jika katakan demikian, ia bermakna tidak ingin terganggu, umumnya kan saya terus komunikasi,” kata ibu korban.

Kesan-kesan Saat Awal minta bantuan rekan universitas korban untuk cari tahu kehadiran Kayla, polisi mengontak bapak korban.

“Kayla itu dapat tersingkap itu dari photo aktor yang dikirimkan anak saya, karena dompet, iPhone lenyap,” sebut Awal.

Ayah korban pembunuhan mahasiswi di Depok, Hardiyanto menambah, dianya dikontak Polres Metro Depok dan disuruh untuk bersabar dan bertandang ke RS Polri Kramat Jati. “Saya telah berpikiran tujuan dan maksudnya sudah mengetahui, meminta data saya. Rupanya betul, saya katakan ke polisi malam hari ini aktor harus diamankan,” kata Hardiyanto.