Kronologi Penemuan Mayat Wanita dalam Peti Bungkus di Dermaga Tanjung Priok. Petugas muat barang di Dermaga Tanjung Priok, MZ, terkejut waktu buka peti bungkus yang hendak dipakai untuk berisi keramik. Pasalnya terdapat mayat didalamnya.

MZ lantas menghubungi faksi keamanan dermaga, T dan K, untuk pastikan penemuan mayat itu dan lapor ke faksi berwajib sekitaran jam 09.10 WIB, seperti dikisahkan oleh Kepala Unit Reserse Kriminil Polres Dermaga Tanjung Priok Inspektur Satu I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana.

Krishna menjelaskan petugas merasakan peti bungkus pada kondisi tertutup dan tidak bergembok. “Tidak digembok kunci gembok, ia ditutup manual yang dapat dibuka,” ucapnya di Basis Polres Dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa malam, 16 Januari 2024.

Krishna menjelaskan bersama mayat dalam peti bungkus ini terdapat satu tote bag memiliki motif boneka yang berisi baju dan sarung. Disamping itu satu botol air mineral, satu kantung plastik berisi gula pasir, dan uang helai Rp5 ribu dan uang logam. “Tidak diketemukan jati diri benar-benar dalam tas,” ucapnya.

Sekarang ini petugas sedang bekerjasama dengan faksi perusahaan jasa bongkar-muat barang yang mengaryakan MZ untuk membuka jalur pelayaran peti bungkus tersebut.

Peti bungkus sampai Jakarta akhir Desember 2023. Kami susuri peti bungkus melaut darimanakah saja,” kata Krishna.

Kronologi Penemuan Mayat Wanita dalam Peti Bungkus di Dermaga Tanjung Priok

Kronologi Penemuan Mayat Wanita dalam Peti Bungkus di Dermaga Tanjung Priok

Krishna menjelaskan hasil dari visum sementara diketahui mayat itu mempunyai bentang umur di antara 50 dan 55 tahun.

Mayat ditegaskan wanita separuh baya sekitaran 50 tahun, perawakan 150-160 cm, rambut ikal dan kulit gelap,” ucapnya.

Krishna menjelaskan waktu kematian sampai sekarang tetap terus dipelajari. Tetapi saat diketemukan, keadaan mayat telah bau tidak enak dengan kulit membiru kehitam-hitaman (bengkak) hingga diperhitungkan prediksi umur kematian telah sekitaran sebulan.

Baju yang dikenai mayat masih komplet dan secara nyata, menurutnya, petugas tidak temukan pertanda gempuran kekerasan dalam tubuh wanita tersebut.

Faksinya bersama Team Inafis Polda dan Rumah Sakit (RS) Polri melakukan analisis sidik jemari, tetapi hasilnya belum komplet. “Lebih persisnya, kami tetap mengolah keinginan data,” katanya.