Korea Utara Tes Coba Rudal Hipersonik Bahan Bakar Padat. Korea Utara lakukan eksperimen rudal hipersonik bahan bakar padat jarak menengah pada Minggu, 14 Desember 2024. Kantor informasi pemerintahan Korean Central News Agen (KCNA) pada Senin, 15 Januari 2024 memberitakan rudal itu disebutkan komplet dengan hilir ledak termonitor yang bisa bermanuver hipersonik.
KCNA dalam kabar berita menyebutkan eksperimen oleh Administrasi Rudal itu mempunyai tujuan mengonfirmasi kekuatan melaju dan bermanuver hilir ledak, dan keunggulan mesin bahan bakar padat multi-tahap daya dorong tinggi yang baru diperkembangkan.
“Eksperimen itu sebelumnya tidak pernah memengaruhi keamanan negara tetangga mana saja dan tidak ada hubungan dengan keadaan regional,” tulis KCNA. “Administrasi Rudal menerangkan eksperimen itu adalah sisi dari rutinitas pemerintahan dan instansi pengetahuan pertahanan yang berafiliasi dengannya untuk meningkatkan mekanisme senjata hebat.”
Laporan dari KCNA ada satu hari sesudah militer Korea Selatan dan Jepang mengetahui penyeluncuran itu dari sebuah lokasi di dekat ibukota Pyongyang. Ini adalah eksperimen balistik pertama Korea Utara pada 2024.
Militer Korea Selatan menjelaskan rudal itu, yang dikeluarkan dari daerah Pyongyang sekitaran jam 14:55 waktu di tempat, terbang sekitaran seribu km dilepas pantai timur Korea Utara. Kementerian Pertahanan Jepang menjelaskan ketinggian maksimal rudal itu minimal 50 km.
Penyeluncuran itu dikritik oleh utusan nuklir Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang. Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Senin, 15 Januari 2024, mengatakan ke-3 negara melangsungkan pembicaraan telephone tiga arah dan menyebutkan “hasutan Korea Utara” ialah akar pemicu ketakstabilan di daerah itu.
Militer Korea Selatan pada sebuah pengakuan mengomentari penyeluncuran itu sebagai pelanggaran pada resolusi Dewan Keamanan PBB. Dan menjelaskan hasutan langsung oleh Korea Utara akan dibalas “respon yang hebat.”
Korea Utara Tes Coba Rudal Hipersonik Bahan Bakar Padat
KCNA memberitakan eksperimen itu bersamaan dengan hari saat delegasi yang dipegang oleh Menteri Luar Negeri. Choe Son Hui tinggalkan Pyongyang ke arah Rusia. Penyeluncuran rudal dan lawatan ke Rusia terjadi di tengah-tengah bertambahnya kemelut di antara ke-2 Korea. Susul rangkaian penyeluncuran rudal balistik antarbenua dan satelit mata-mata militer pertama Pyongyang. Ke-2 hal itu perdalam jalinan di antara Pyongyang dan Moskow, yang mencemaskan Washington dan sekutunya.
Dalam komentar terpisahkan, KCNA pada Senin, 15 Januari 2024. Memberitakan Korea Utara mendakwa Seoul tingkatkan kemelut di daerah itu lewat latihan militer dan ajakan persenjataan oleh petinggi Korea Selatan.
“Bahkan juga recikan kecil juga bisa jadi katalisator perselisihan fisik yang besar sekali di antara dua negara yang paling bermusuhan. Begitu komentar yang dipublikasikan KCNA.
Korea Utara belakangan ini umumkan peralihan yang memutuskan Korea Selatan sebagai negara lawan terpisahkan. Menyalahi peraturan yang sudah diaplikasikan sepanjang sejumlah dasawarsa. Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un menjelaskan reunifikasi secara damai mustahil kembali dilaksanakan.